8/06/2011

Hal-hal Pertama Kali Saya Lakukan ketika Install Ulang

Saya jujur, saya lebih sering meninstall ulang OS Linux daripada Windows. Tapi kebanyakan dari inul itu karena ingin mencoba sesuatu yang baru, atau ingin awalan baru, dan sangat jarang karena sebuah eror fatal di sistemnya (seingat saya, tidak pernah saya menginstall ulang karena eror), tidak seperti Windows yang install ulangnya eksklusif untuk mengatasi eror yang tiada ujungnya.

Walaupun rasa-rasa Linux sangat beragam, ada beberapa langkah yang, menurut saya, wajib untuk dilakukan pada setiap penginstallan ulang. Berikut adalah daftar (dalam urutan paling penting dahulu) hal-hal yang saya ubah/install setelah berhasil memasang Linux yang segar:
  1. Update sistem. Jangan bingung antara upgrade dan update di sini. Maksud saya update adalah untuk mengecek ulang daftar aplikasi (repo -- singkatan dari repository) yang ada di distro tersebut. Untuk Debian, Ubuntu dan turunannya masing-masing, untuk meng-update umumnya melakukan perintah berikut:

    $ sudo apt-get update

    Perintah tersebut akan mengambil daftar aplikasi yang baru, sehingga akan ketahuan apabila ada update untuk suatu aplikasi yang terinstall. Menjalankan perintah ini tidak akan meng-upgrade aplikasi yang ada.


  2. Install codecs. Ini menurut saya lebih penting daripada menginstall driver (karena kebetulan VGA laptop saya bersahabat dengan Linux! ^^). Codec adalah sebuah perangkat lunak yang bertanggung jawab menerjemahkan suatu file ke output selain monitor, misalnya codec audio dan video.
    Secara default, Ubuntu tidak memiliki codec-codec untuk memainkan mp3, mp4, avi, wmv, dll. karena masalah hukum dan lisensi (Ubuntu adalah OS yang 100% opensource, sementara codec untuk jenis file yang disebutkan tidak). Untuk Ubuntu dan turunannya, ada cara yang praktis untuk memasang codec ini, hanya dengan perintah:

    $ sudo apt-get install ubuntu-restricted-extras

    Perintah ini juga saya sarankan dilakukan untuk turunan Ubuntu yang sudah ada codec-nya, karena restricted-extras akan melengkapi codec-codec yang tertinggal, dan juga akan memasang perangkat pendukung lainnya seperti Flash (untuk Firefox dan Chromium), font-font dari Microsoft, dan lainnya.

  3. Cek driver. Walaupun Linux terkenal akan dukungan hardware-nya yang luar biasa lengkap, kadangkala Anda akan menemui sebuah perangkat keras yang tidak didukung. Pengalaman saya, perangkat yang paling sering kurang dukungannya adalah perangkat VGA dan Wireless Radio (WLAN).
    Jendela Additional Drivers.
    Hal yang pertama kali yang Anda harus coba (jika memakai Ubuntu atau turunannya) adalah masuk ke Additional Drivers. Untuk Ubuntu 10.10 kebawah, akan ditemui di System > Administration > Additional Drivers. Sedangkan untuk Ubuntu 11.04 keatas, hanya perlu menekan <Super> (Windows button), lalu mengetik "Additional Drivers", lalu klik aplikasi pertama.

    Pada jendela Additional Drivers (aplikasinya bernama jockey-gtk), sistem akan otomatis mengecek apakah ada perangkat belum memiliki driver, dan, bila iya, apakah ada driver-nya untuk perangkat tersebut.
    Bila Anda beruntung, maka akan ada daftar perangkat yang tidak memiliki driver beserta driver yang disediakan. Dari situ, tinggal klik driver-nya, dan klik Activate. Setelah itu, Anda tinggal menunggu driver-nya diunduh dan dipasang secara otomatis.
    Setelah diunduh dan terpasang, driver akan meminta untuk merestart sistemnya. Sebenarnya ini tidak perlu, tapi demi kemudahan, lebih baik komputer Anda direstart.

  4. Memasang aplikasi tambahan dan pendukung. Untuk kebanyakan distro yang saya coba, hampir setiap kali saya memerlukan aplikasi tambahan dan pendukung untuk meningkatkan produktifitas kerja. Berikut adalah daftar aplikasi yang saya maksud (perintah pemasangan ada di ujung postingan):
    • Ubuntu Tweak
    • Nautilus Elementary
    • CompizConfig Settings Manager
    • Synapse
    • Chromium Browser, beta channel
    • GIMP
    • Inkscape

  5. Upgrade sistem. Nah, setelah semua telah dilakukan dan saya merasa nyaman dengan kinerja desktop, baru saya lanjutkan meng-upgrade sistem. Saya sarankan meng-update dan upgrade sistem dilakukan sekali seminggu, agar menghindari aplikasi yang out-of-date dan juga menghindari upgrade dengan ukuran yang besar.
    Meng-upgrade sistem banyak keuntungannya, tentunya melebihi kerugiannya. Antara lain, upgrade sistem akan memberi Anda dengan aplikasi-aplikasi terbaru, namun disamping itu, sistem Anda akan lebih stabil, kokoh dan aman. Berikut perintahnya:

    $ sudo apt-get upgrade

    Dan, selesai! Sistem Anda akan otomatis mengambil file-file aplikasi yang ada upgrade-nya.
Dan ini perintah pemasangan untuk langkah nomor 4. Ingat bahwa aplikasi ini untuk keperluan saya, dan kemungkinan besar berbeda dengan saya:
  1. Ubuntu Tweak:Ubuntu Tweak adalah teman sang newbie. Di Windows, ia dapat dibandingkan dengan TuneUp Utilities, tapi lebih lengkap, dan -- tentunya -- gratis. Ubuntu Tweak, selain menjaga kebersihan komputer kita, juga membolehkan kita mengoprek beberapa settingan yang terselubung yang mungkin dapat meningkatkan produktifitas.
    $ sudo add-apt-repository ppa:tualatrix/ppa && sudo apt-get update
    $ sudo apt-get install ubuntu-tweak

    Ubuntu Tweak dapat ditemukan di Applications > System Tools > Ubuntu Tweak (untuk Ubuntu pra-11.04 dan turunannya). Sedangkan perintah untuk menjalankannya dari Terminal: ubuntu-tweak.

  2. Nautilus Elementary: (catatan: perintah dibawah akan melakukan upgrade sistem, jadi saya sarankan melakukan perintah ini ketika ingin meng-upgrade) Nautilus Elementary merupakan sebuah hack (sebagaimana dijelaskan dengan tegas oleh pengembang utama Nautilus) dari Nautilus yang sangat membantu dalam manajemen file secara grafis.



    $ sudo add-apt-repisotory ppa:am-monkeyd/nautilus-elementary-ppa && sudo apt-get update
    $ sudo apt-get upgrade
    $ nautilus -q

    Perintah ketiga itu adalah untuk merestart Nautilus, hingga N-E dapat digunakan. Perintah ini hanya dilakukan sekali saja, namun apabila Anda melakukan restart langsung setelah upgrade, maka perintah ketiga tidak perlu dilakukan.

  3. CompizConfig Settings Manager:
    Ini mungkin tool yang paling berguna kedua di daftar ini (setelah Ubuntu Tweak). CCSM membantu kita mengotak-atik WM Compiz dari antarmuka yang rapi dan gampang dipahami. Karena aplikasi ini termasuk di dalam repo resmi Ubuntu, maka hanya perlu melakukan perintah berikut untuk memasangnya:

    $ sudo apt-get install compizconfig-settings-manager

    CCSM dapat diakses di System > Preferences > CompizConfig Settings Manager (untuk Ubuntu pra-11.04 dan turunannya), atau ketik ini di Terminal: ccsm.

  4. Synapse:
    Synapse merupakan sebuah Launcher. Launcher berfungsi untuk membuka aplikasi, file, folder, menjalankan perintah, dan lain sebagainya, hanya dengan mengetik beberapa karakter. Untuk kasus Synapse, ia hanya perlu dipanggil dengan Ctrl+Spasi (dapat diubah nanti), dan nama file, folder, aplikasi atau perintah diketik, dicari (bila perlu) dan ENTER. Ini sangat lebih praktis daripada pergi ke menu dan mengklik-klik-klik, tapi hanya efektif bila ingat nama aplikasinya. Instalasi:

    $ sudo add-apt-repository ppa:synapse-core/ppa && sudo apt-get update
    $ sudo apt-get install synapse

    Untuk menjalankannya, harus masuk ke Applications > Accessories > Synapse, tekan Ctrl+Spasi dan klik titik kecil disebelah kanan atas jendela Synpase, terus klik Preferences. Dari situ, kita menyetel dan mengatur Synapse.

  5. Chromium Browser, beta channel:
    Chromium memiliki beberapa channel (stable, unstable, beta dan daily, kalo nggak salah), dan preferensi utama saya adalah ke channel yang beta. Berikut cara instalasi:

    $ sudo add-apt-repository ppa:chromium-daily/beta && sudo apt-get update
    $ sudo apt-get install chromium browser

    Beberapa catatan sebelum pemasangan: jika Anda mempunyai Chromium dari channel lain atau dari repo resmi Ubuntu, hapus itu dulu (sudo apt-get remove chromium-browser) karena akan menyebabkan bentrok versi. Yang kedua, jangan lupa bahwa perintah membuka Chromium adalah chromium-browser, bukan chromium.

  6. GIMP dan Inkscape:
    Kedua ini adalah aplikasi penting bagi saya seorang desainer [amatir]. GIMP adalah versi gratisnya Photoshop, dan Inkscape adalah versi gratisnya Corel DRAW. Keduanya berkualitas oke (walaupun tampilan kurang menarik) dan sangat fungsional. Pemasangan relatif gampang:

    $ sudo apt-get install gimp #jika ingin gimp
    $ sudo apt-get install inkscape #jika ingin inkscape

    Keduanya dapat ditemukan dibawah Applications > Graphics.
Sekian untuk ini, ane mau tidur! :D

    No comments:

    Post a Comment